Kamis, 29 April 2010

Amal Perbuatan yang memudahkan mukmin menyeberangi jembatan neraka

H. Ach Rifa'i Sfai'i SH

Setiap ahli Tauhid sebelum berhak mencapai pintu gerbang surga diharuskan melewati ujian berat, yaitu menyeberangi jembatan yang membentang diatas neraka Jahannam. Nabi shollallahu 'alaih wasallam melukiskan jembatan itu seperti sehelai rambut yang lebih tipis dan lebih tajam dari sebilah pedang. Ada mereka yang berhasil melewatinya, dan ada yang berhasil tapi terluka kena sabetan duri-duri dan besi-besi kait yang merobek sebagian anggota tubuhnya. Dan sementara ada yang gagal, hingga terjatuh dan terjerembab dengan wajahnya terlebih dahulu yang masuk ke dalam api menyala-nyala di neraka jahannam.

Seperti dalam kutipan HR. Ahmad) "Dan neraka jahannam itu memiliki jembatan yang lebih tipis dari rambut dan lebih tajam dari pedang. Diatasnya ada besi-besi yang berpengait dan duri-duri yang mengambil siapa saja yang dikehendaki Allah SWT. Dan manusia diatas jembatan itu, ada yang melintas laksana kedipan mata, ada yang laksana kilat dan ada yang laksana angin. Ada yang laksana kuda yang berlari kencang dan ada yang laksana onta berjalan. Dan para malaikat berkata: "Rabbi sallim, robbi sallim yang artinya Ya Allah, selamatkanlah, selamatkanlah. Maka ada yang selamat, ada yang tercabik-cabik, lalu diselamatkan dan juga ada yang digulung dalam neraka diatas wajahnya.

Menurut riwayat hadist Nabi shollallahu 'alaih wa sallam :
"Allah SWT akan memanggil umat manusia di akherat nanti dengan nama-nama mereka- dan ada tirai penghalang dariNya. Adapun, diatas jembatan Allah memberikan cahaya kepada setiap orang beriman dan orang munafiq. Bila mereka telah berada di tengah jembatan, Allahpun segera merampas cahaya orang-orang munafiq. Mereka menyeru kepada orang-orang beriman: "Tunggulah kami, supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahaya kamu." (QS. Al-Hadid ayat 13). Dan berdo'alah orang-orang beriman: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah untuk kami, cahaya kami". (QS. At- Tahrim ayat 8). Dan ketika itulah, setiap orang tidak akan ingat orang lain". (HR. Thabrani 11079).

Sebaiknya seorang mukmin mengupayakan agar dirinya kelak memiliki cukup cahaya, agar mampu menyeberangi kegelapan dan panasnya neraka. Sebab pada saat akan menyeberangi jembatan tsb, setiap orang dibekali Allah cahaya agar mampu melihat jalan yang sedang ditelusurinya diatas jembatan tersebut. Dan bila ia termasuk mukmin sejati, cahaya yang diterimanya akan setia menemani dan menyinari dirinya sepanjang penyeberangan, hingga sampai ke ujung gerbang pintu surga. Namun, jika ia termasuk orang yang imannya bermasalah karena dosanya begitu banyak, dan termasuk orang munafik, maka ditengah perjalanan menyeberangi jembatan Allah akan tiba-tiba padamkan cahaya yang menemaninya, sehingga ia dibiarkan dalam kegelapan. Yang akibatnya, ia menjadi tersesat dan terjatuh kedalam api neraka.

Begitu cahaya orang-orang munafik itu mendadak dipadamkan Allah, maka mereka akan berteriak panik dan memohon kepada orang2 beriman sejati, agar dibagi sebagian cahaya yang setia menemani mukmin sejati itu. Sungguh gambaran mengerikan yang dengan jelas diuraikan Allah didalam ayat-ayat berikut ini :

QS- 52: 11-15
Artinya: "Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak, (yaitu) pada hari itu ketika kamu melihat orang mu'min laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar dihadapan dan disebelah kanan mereka (dikatakan kepada mereka): "Pada hari ini, ada berita gembira untukmu, (yaitu) surga yang mengalir dibawahnya adalah sungai-sungai yang didalamnya kekal. Itulah keberuntungan yang banyak. Pada hari ketika orang-orang munafiklaki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman: "Tunggulah kami, supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahaymu". Dikatakan kepada mereka: "Kembalilah kamu ke kebelakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)". Lalu diadakan diantara mereka, dinding yang mempunyai pintu. Disebelah dalamnya ada rahmat, dan disebelah luarnya dari situ ada siksa. Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mu'min) seraya berkata: "Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?". Mereka menjawab: "Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah; dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh syaitan yang amat penipu. Maka pada hari ini, tidak diterima tebusan dari kamu dan tidak pula dari orang-orang kafir. Tempat kamu ialah neraka. Dialah tempat berlindungmu. Dan ia adalah sejahat-jahat tempat kembali". (QS. Al-Hadid ayat 11-15).

Hal yang menyebabkan seorang mukmin memiliki cukup cahaya agar berhasil menyeberangi jembatan, diantaranya adalah: Pertama, kesungguhan seorang mukmin untuk bertaubat dari dosa-dosa yang selama ini, ia kerjakan dan disebut sebagai Taubatan Nasuhan (atau taubat yang murni). Taubatan Nasuha yang akan menyebabkan seorang mukmin memperoleh cahaya yang disempurnakan agar berhasil menyeberangi jembatan neraka. Bukan, taubat musiman atau taubat yang tidak menyebabkan seseorang benar-benar meninggalkan perbuatan dosa yang dilakukannya.

"Hai, orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan Taubatan Nasuhan (taubat yang semurni-murninya), mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu kedalam surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar dihadapan dan disebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami, dan ampunilah kami. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS. At-Tahrim, ayat 8).

Al-Hakim meriwayatkan dari Ibnu Mas'ud dari Nabi shollahu 'alain wa sallam, dan beliau bersabda: "Shirath itu setajam pedang dan sangat menggelincirkan". Dan beliau melanjutkan: "Lalu mereka melintas sesuai dengan cahaya yang mereka miliki. Maka diantara mereka ada yang melintas secepat meteor, ada pula yang melintas secepat kedipan mata, ada pula yang melintas secepat angin, ada pula yang melintas seperti orang berlari, dan ada pula yang berjalan dengan cepat. Mereka melintas sesuai amal perbuatan mereka, hingga tibalah saat orang yang cahayanya ada di jari jempol kedua kakinya melintas. Satu tangannya jatuh, dan satu tangannya lagi menggantung, satu kakinya jatuh dan satu kakinya lagi menggantung. Kedua sisinya terkena api neraka".

Kedua, seorang Mukmin akan dijamin memiliki cukup cahaya saat menyeberangi jembatan diatas neraka, jika ia rajin berjalan ke mesjid dalam kegelepan untuk menegakkan sholat wajibnya semata ingin meraih keridhaan Allah. Nabi bersabda : "Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan menuju masjid-masjid dalam kegelapan dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat". (HR. Ibnu Majah 773).

Nabi shollalahu 'alaihi wa sallam seringkali saat berjalan menuju ke mesjid berdo'a dengan do'a sebagai berikut : "Ya Allah, jadikanlah cahaya dalam hatiku, dalam penglihatanku, dalam pendengaranku, disebelah kananku, disebelah kiriku, disebelah atasku, disebelah bawahku, didepanku, dibelakangku dan jadikanlah aku bercahaya. (HR. Bukhori. 5841)

Ketiga, seorang mukmin akan berhasil menyeberangi jembatan neraka bila ia melindungi sesama mukmin dari kejahatan orang Munafik. Dan sebaliknya, barangsiapa yang mengucapkan perkataan buruk untuk mencemarkan seorang Muslim, maka Allah akan menghukumnya dalam bentuk ia ditahan diatas jembatan neraka hingga dosa ucapannya menjadi bersih.

"Barang siapa melindungi seorang Mukmin dari kejahatan orang Munafik, Allah akan mengutus malaikat untuk melindungi daging orang itu pada hari kiamat- dari neraka jahannam. Barang siapa menuduh seorang Muslim dengan tujuan ingin mencemarkannya, maka Allah akan menahannya diatas jembatan neraka jahannam hingga orang itu dibersihkan dari dosa perkataan buruknya". (HR. Abu Dawud 4239).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar