Sabtu, 20 Juni 2009

Sudah Diambil Pemiliknya

tentang Pena Mas-
Pena Mas tidak berbentuk layaknya pena; hal ini kiasan
yang menerangkan tentang alat menulis untuk kebaikan
sehingga dijuluki emas. Yang sebenarnya, merupakan
gambaran dari pemikiran para leluhur yang membantu
menuliskan tentang keadaan jaman - -
Namun, banyak yang sering mensalah artikan tentang
keberadaan bentuk fisiknya.

Falsafah Seni Jawa Islami setelah abad 14
Raden Said atau Sunan Kalijogo dalam melakukan spiritual bersemedi, diberi tongkat sebagai simbol pegangan hidup atau iman. Gusti Allah lalu menjelaskan proses penciptaan semesta dari sinar cahaya. Dengan dasar alam tiga dimensi atau matra, yang tidak nampak oleh kasat mata. Karya seni dalam alam tiga dimensi, seperti Keris Kyai Sengkelat. Lewat lelaku spiritual seorang Empu, Ki Sura, mampu memberikan sinar penerangan didalam kegelapan. Jika digabungkan dengan Tombak Kyai Plered, maka jaman Majapahit seperti pada masa Patih Gajah Mada, dapat mempersatukan seluruh nusantara.

Tatkala, Sunan Giri sedang menuliskan ayat-ayat Ilahi dengan kalam. Dengan do'a Sunan, kalam tersebut berubah menjadi sebilah keris, bernama Kyai Kalam Munyeng. Disaat Sunan Kalijaga mencipta gamelan, yang diperuntukkan agar masyarakat segera masuk masjid atau agama Islam, dengan ciptaan gamelan Kyai Sekar Delima. Dalam seni pakaian, dengan penciptaan baju Taqwa oleh Sunan Kalijaga dan dibuat Sunan Bonang lalu berkhalwat selama 40 hari, Ia menjahit kulit sambil membaca kalimat syahadat. Kulit menjadi baju, bernama Anta Kusuma atau Kyai Gundil. Kyai Gundil menjadi pakaian para raja Demak, namun Sultan Pajang tidak memakainya. Sunan Bonang, lalu ingin membuat ukiran pada pegangan keris, karena keris tanpa pegangan kurang sempurna, dengan motif tunggak kayu yang ditumbuhi daun pakis lebat dan lekuk indah, nama ukiran tersebut disebut Tunggak Semi. Kasultanan Demak dari Adipati Terung, memberikan pada Sunan Kudus, bende wasiat yang dinamai Kyai Macan dan Kyai Udan Arum. Sementara Dalang Demak, Ki Bicak memiliki wayang dan bende pusaka, dan menjadi pusaka kraton, sebagai tabuh yang bunyinya mengglegar, jika perang ditabuh berarti menang, kalau tidak kalah, bernama Bende Ki Bicak. Dan masih banyak seni kriya, dalam alam tiga dimensi yang tidak disadari, dan memiliki makna filosofis.

Sebagai pencipta dua dimensi atau matra, seperti contoh wayang yang dibuat oleh Sunan Kalijogo, menggambar dan mengukir dengan bukan bentuk wujud manusia karena diharamkan oleh Sunan Giri, melainkan seni ukir dengan cita rasa tinggi. Tentang penggambaran sosok dalam kehidupan nyata yang tidak nampak, melalui karya sastra rupa diwujudkan menjadi benda seni. Dimana Sunan Kalijogo menjadi dalang, saat menghibur dan berdakwah kepada rakyat. Dalang berasal dari kata “dalla”, yang artinya menunjukkan jalan yang benar.

Sebagai ahli tata kota, teknik bangunan kabupaten atau kota praja biasanya terdiri dari : Istana atau kabupaten, alun-alun, satu atau dua pohon beringin dan masjid. Letaknya juga sangat teratur, bukan sembarangan. Alun-alun berasal dari kata "Allaun" artinya banyak macam atau warna. Diucapkan dua kali "Allaun-allaun" yang maksudnya menunjukkan tempat bersama ratanya segenap rakyat dan penguasa di pusat kota. Waringin dari kata "Waraa'in" artinya orang yang sangat berhati-hati. Orang-orang yang berkumpul di alun-alun itu sangat hati-hati memelihara dirinya dan menjaga segala hukum atau undang-undang negara atau undang-undang agaa yang dilambangkan dengan dua pohon beringin, yaitu Al-Quran dan hadits Nabi. Alun-alun biasanya berbentuk segi empat, hal ini dimaksudkan agar dalam menjalankan ibadah seseorang itu harus berpedoman lengkap, yaitu syari'at, hakekat, tariqat dan ma'rifat. Jadi dibenarkan hanya mempercayai yang hakikat saja tanpa mengamalkan syariat agama Islam. Untuk itu disediakan Masjid, sebagai pusat ibadah.

Letak istana atau kantor Kabupaten, letak istana atau pendapa Kabupaten biasanya berhadapan dengan alun-alun dan pohon beringin. Letak istana atau kabupaten itu biasanya menghadap ke laut dan membelakangi gunung. Ini artinya para penguasa harus menjauhi kesombongan, sedang menghadap ke laut artinya penguasa itu hendaknya berhati-hati, pemurah dan pemaaf seperti luasnya laut. Sedang alun-alun dan pohon beringin yang berhadapan dengan istana atau kabupaten, artinya penguasa harus selalu mengawasi jalannya undang-undang dan rakyatnya. (5)


Daftar Pustaka


Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1988). Hikayat Galuh Digantung. ( Jakarta, PT. Tema Baru Jakarta)

KRHT. Hudoyo Doyodipuro, Occ (2007). Horoskop Jawa, Misteri Pranata Mangsa. (Semarang, Effhar Offset)

Editor MB. Rahimsah. Legenda dan Sejarah Lengkap Wali Songo. ( Surabaya, Penerbit Amanah )

1 kutipan Hikayat Galuh Digantung, hal 105

2 Ibid hal 18-25

3 Horoskop Jawa, Misteri Pranata Mangsa, Hal 154 – 160

4 Legenda dan Sejarah Lengkap Wali Songo, hal 86-91







sudah ditarik dari peredaran - - -
tidak terima complaint dari pembaca